Kamis, 30 Juli 2009

SMP, SMA, dan SMK Katolik Se-Kota Palembang: Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran


Pada tanggal 16 Juli 2009, Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan Universitas Sanata Dharma (P4-USD) mengirimkan dua orang tenaga ahli untuk memberikan pembekalan bagi guru-guru SMP, SMA, dan SMK Katolik se-Kota Palembang. Keduanya adalah Dra. M.Y. Retno Priyani, M.Si. dan Dr. Susento, M.S. dari FKIP USD. Pembekalan bertujuan agar para guru:
  1. memahami gagasan-gagasan integrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, dan
  2. termotivasi untuk menerapkan gagasan-gagasan tersebut dengan dukungan kelembagaan sekolah masing-masing.
Kegiatan pembekalan dilaksanakan dalam 2 kelompok.
  • Kelompok pertama terdiri dari 180 guru SMP dari 9 SMP Katolik di Kota Palembang, yakni: SMP Xaverius 1, SMP Xaverius 2, SMP Xaverius 3, SMP Xaverius 5, SMP Xaverius 6, SMP Xaverius 7, SMP Xaverius Maria, SMP Indriasana, dan SMP St. Louis.
  • Kelompok kedua terdiri dari 184 guru SMA dan SMK di Kota Palembang, yang meliputi SMA Xaverius 1, SMA Xaverius 2, SMA Xaverius 3, SMA Xaverius 4, dan SMK Xaverius 1.
Materi pembekalan meliputi:
  1. Pribadi Guru Berkarakter (oleh Dra. M.Y. Retno Priyani, M.Si.), dan
  2. Pembelajaran Bermuatan Karakter (oleh Dr. Susento, M.S.).
Pemilihan materi ini dilandasi oleh salah satu strategi dasar pendidikan karakter di sekolah, yaitu pendidikan karakter dilaksanakan melalui integrasi ke dalam pembelajaran semua mata pelajaran dan juga terwujud dalam suasana dan budaya sekolah. Hal ini dapat dimengerti mengingat pendidikan karakter adalah usaha memanfaatkan semua aspek kehidupan sekolah untuk mengembangkan karakter siswa secara optimal (Musfiroh, 2008).
Pribadi guru berkarakter dicirikan oleh:
  • keandalan pribadi,
  • kemampuan menjalin komunikasi transformatif dengan siswa, dan
  • dukungan kepada perwujudan visi-misi sekolah.
Pembelajaran bermuatan karakter merupakan perwujudan dari peran ganda seorang guru sebagai pengajar dan pendidik sekaligus. Dalam pembelajaran bermuatan karakter, guru memadukan pengembangan kompetensi dan pengembangan karakter siswa melalui semua unsur pembelajaran, yakni metode, kegiatan, materi, penilaian, dan figur guru. Dalam kegiatan pembekalan di atas, guru dilatih untuk menyusun rancangan kegiatan mewujudkan karakter-karakter dasar melalui tiap-tiap unsur tersebut.
Meskipun kegiatan pembekalan berfokus pada guru, namun pendidikan karakter membutuhkan dukungan kelembagaan sekolah. Dukungan kelembagaan meliputi:
  • penentuan karakter-karakter dasar berdasarkan visi-misi sekolah,
  • usaha menemukan peluang-peluang pendidikan karakter dalam kehidupan sekolah, dan
  • perencanaan langkah-langkah untuk memanfaatkan peluang tersebut seraya meminimalkan praktek negatif yang dapat melemahkan pendidikan karakter (bdk. Lickona, 1999). (St)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar