Tampilkan postingan dengan label KTSP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KTSP. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 April 2009

Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk:
  • perbaikan proses pembelajaran,
  • peningkatan mutu pembelajaran.
Peranan penting evaluasi pembelajaran:
  • peningkatan efektivitas proses belajar siswa
  • pengembangan profesionalitas guru
Evaluasi pembelajaran dilakukan guru dengan cara meninjau kembali:
  • apa yang sudah berjalan dengan baik?
  • apa yang belum berjalan dengan baik?
  • bagian mana yang masih perlu diperbaiki?
Metode-metode evaluasi pembelajaran:
  1. Evaluasi diri sendiri (self evaluation) oleh guru,
  2. Evaluasi oleh rekan guru (peer evaluation),
  3. Evaluasi oleh siswa (student evaluation),
  4. Lesson study,
  5. Penelitian tindakan kelas.
Evaluasi Diri Sendiri
Evaluasi dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah:
  1. Analisis persentase pencapaian KKM: Pencapaian <>
  2. Meninjau kembali pelaksanaan unsur-unsur pembelajaran: materi, metode, kegiatan, media, sumber, penilaian
  3. Merancang perbaikan unsur-unsur
  4. Merevisi RPP yang telah berjalan
  5. Mempertimbangkan kembali RPP yang akan berjalan
Evaluasi oleh Rekan Guru
Evaluasi dilakukan dengan langkah-langkah:
  1. Rekan guru mengobservasi pelaksanaan pembelajaran
  2. Guru yang bersangkutan mendiskusikan hasil observasi dengan rekan guru
  3. Guru merancang perbaikan unsur-unsur pembelajaran
  4. Guru merevisi RPP yang telah berjalan
  5. Guru mempertimbangkan kembali RPP yang akan berjalan
Evaluasi oleh Siswa
Evaluasi dilakukan dengan langkah-langkah:
  1. Siswa mengisi kuesioner penilaian kualitas pelaksanaan pembelajaran
  2. Guru berdialog dengan siswa tentang kualitas pelaksanaan pembelajaran
  3. Guru merancang perbaikan unsur-unsur
  4. Guru merevisi RPP yang telah berjalan
  5. Guru mempertimbangkan kembali RPP yang akan berjalan
Lesson Study
Kegiatan lesson study dilaksanakan oleh guru-guru sebidang/serumpun dengan langkah-langkah:
  1. Saling mengobservasi kegiatan pembelajaran di kelas
  2. Melakukan evaluasi bersama
  3. Mendiskusikan solusi masalah pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PTK dilakukan guru melalui beberapa siklus kegiatan. Tiap siklus terdiri dari langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
  1. Perumusan masalah pembelajaran
  2. Penyusunan rencana tindakan sebagai solusi masalah tersebut
  3. Pelaksanaan rencana tindakan dalam pembelajaran di kelas. Searang rekan guru sebidang/serumpun diminta melakukan observasi.
  4. Refleksi dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran tersebut
Susento
23 Desember 2008

Penilaian Belajar Siswa Sesuai KTSP

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penilaian belajar siswa bertujuan untuk menilai proses dan hasil pencapaian kompetensi oleh siswa. Perlu diingat bahwa kompetensi adalah perpaduan antara pengetahuan/ketrampilan, kecakapan, sikap, dan tata-nilai. Dengan demikian penilaian tidak hanya bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan/ketrampilan semata.

Penilaian pencapaian kompetensi dilakukan melalui variasi metode sebagai berikut:
  1. Penilaian unjuk kerja (performance),
  2. Penilaian sikap,
  3. Penilaian tertulis,
  4. Penilaian proyek,
  5. Penilaian produk,
  6. Penilaian portofolio,
  7. Penilaian diri sendiri.
Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian dilakukan guru dengan langkah-langkah:
  1. Meminta siswa melakukan tugas tertentu melalui serangkaian langkah-langkah,
  2. Mengamati pelaksanaan tugas tersebut,
  3. Menilai sejauh mana kualitas pelaksanaan tugas.
Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan instrumen daftar cek (check-list) atau skala penilaian (rating scale).


Penilaian Sikap
Sikap adalah kecenderungan (positif/negatif) seseorang dalam merespon sesuatu objek. Sikap siswa yang perlu dinilai dalam pembelajaran meliputi:
  • sikap terhadap materi pelajaran,
  • sikap terhadap guru,
  • sikap terhadap proses pembelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
  1. Observasi perilaku: Guru menggunakan buku catatan kejadian, atau daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari siswa.
  2. Pertanyaan langsung: Siswa ditanya tentang tentang sikapnya berkaitan dengan sesuatu hal. Dari pertanyaan tersebut masing – masing siswa akan memberikan jawaban yang bervariasi baik dari segi jumlah maupun kualitas jawabannya.
  3. Laporan pribadi: Siswa diminta membuat ulasan yang berisi pandangan/tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Dari ulasan tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

Penilaian Tertulis

Penilaian dilakukan dengan memberi tes kepada siswa, dan siswa diminta mengerjakannya dalam periode waktu tertentu. Bentuk penilaian dapat berbentuk kuis, ulangan (harian, tengah semester, akhir semester), atau tugas mengerjakan soal.

Penilaian Proyek
Penilaian dilakukan guru dengan cara memberi tugas yang harus diselesaikan siswa dalam periode waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan menyelidiki fenomena atau memecahkan masalah nyata yang terkait dengan satu atau lebih kompetensi.

Penilaian Produk
Penilaian dilakukan guru dengan memberi tugas kepada siswa untuk menghasilkan produk (hasil karya) teknologi atau seni yang berkaitan dengan satu atau beberapa kompetensi. Misalnya: esai, puisi, alat peraga, gambar, hiasan, program komputer, dll.

Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi berupa karya siswa yang dianggap terbaik oleh siswa.
Ada beberapa hal yang diperlukan dalam penilaian portofolio:
  • Usahakan agar siswa merasa memiliki hasil karyanya; bukan hanya sebagai alat penilaian.
  • Tentukan bersama siswa sampel-sampel karya apa saja yang akan dikumpulkan.
  • Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder.
  • Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
  • Tentukan kriteria penilaian dan pembobotannya. Rundingkan dengan siswa agar dicapai kesepakatan.
  • Bahaslah dengan siswa portofolionya. Mintalah siswa ikut serta menilai karyanya sendiri.
  • Setelah suatu karya dinilai dan ternyata belum memuaskan, siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

Penilaian diri sendiri
Siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan proses dan hasil pencapaian kompetensi. Instrumen untuk penilaian dapat dibuat oleh guru atau oleh siswa sendiri, misalnya berupa lembar penilaian, kartu, atau buku jurnal harian.

Minggu, 26 April 2009

Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Sesuai KTSP

Secara umum terdapat 4 macam pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip KTSP dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu:
  1. Pembelajaran Langsung;
  2. Pembelajaran Kontekstual;
  3. Pembelajaran Berbasis Masalah;
  4. Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran Langsung
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengembangkan penguasaan pengetahuan/ketrampilan melalui penyajian langsung oleh guru. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa;
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan;
  3. Membimbing siswa berlatih menerapkan pengetahuan/ketrampilan;
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik;
  5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengkaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata yang dikenal siswa. Kegiatan pembelajaran melibatkan kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
  1. Kegiatan memfasilitasi;
  2. Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
  3. Kegiatan merangsang bertanya;
  4. Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning community);
  5. Kegiatan pemodelan;
  6. Kegiatan mendorong refleksi;
  7. Kegiatan penilaian otentik.

Pembelajaran Berbasis Masalah
Pendekatan pembelajaran ini memulai pembelajaran dengan pemecahan masalah yang penting dan cocok bagi siswa. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
  1. Persiapan: menyusun masalah yang akan dijadikan titik pangkal (starting point) pembelajaran;
  2. Orientasi: menyajikan masalah di kelas dan Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami situasi atau maksud masalah;
  3. Eksplorasi: memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa;
  4. Negosiasi: mendorong para siswa untuk mengkomunikasikan dan mendiskusikan proses dan hasil pemecahan masalah, sehingga diperoleh gagasan-gagasan atau tindakan-tindakan yang dapat diterima kelas.
  5. Integrasi: memandu siswa untuk merefleksikan proses pemecahan masalah, serta merumuskan hasil-hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pemecahan masalah.

Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan teknik-teknik antara lain sebagai berikut:
  1. Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division): Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru memberi kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja. Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
  2. Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok, tiap-tiap siswa mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok. Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
  3. Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation): Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua siswa di kelas.
  4. Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu. Tiap kartu berisi 1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus mencari siswa-siswa pemegang kartu yang isinya berkaitan dengan isi kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu berkelompok dan mendiskusikan keseluruhan materi.
  5. Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan mendiskusikan hasil kerja dari kelompok semula.

Strategi Pembelajaran Terbaik
Strategi pembelajaran yang terbaik adalah mengurangi pendekatan pembelajaran langsung, dan meningkatkan penggunaan pendekatan-pendekatan pembelajaran kontekstual, berbasis masalah, dan kooperatif. Kiat-kiat menerapkan strategi tersebut disarankan sebagai berikut:
  1. Pendekatan pembelajaran kontekstual paling baik digunakan untuk mengajar materi baru. Dilaksanakan dengan cara melibatkan kegiatan penyelidikan, bertanya, membangun komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik.
  2. Pendekatan pembelajaran langsung dimodifikasi, yaitu dengan melibatkan partisipasi dan inisiatif siswa. Hal ini paling baik digunakan untuk mengajar materi lanjutan (bukan materi baru).
  3. Pendekatan berbasis masalah paling baik digunakan untuk latihan penerapan pengetahuan/ketrampilan. Dilaksanakan dengan 5 langkah: persiapan, orientasi, eksplorasi, negosiasi, dan integrasi.
  4. Pendekatan kooperatif paling baik digunakan untuk membuat variasi kegiatan pembelajaran di kelas. Dilaksanakan dengan pola: I-I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-... dst.
  5. Pendekatan pembelajaran langsung paling baik digunakan untuk menyiapkan siswa menghadapi ulangan tengah semester/akhir semester/kenaikan kelas atau ujian.


Susento
18 Juli 2007

Sabtu, 25 April 2009

Pergeseran Paradigma Melandasi KTSP

Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP, pelaksanaan KTSP dan pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran, dapat disimpulkan bahwa dalam KTSP kegiatan pembelajaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Berpusat pada peserta didik;
  2. Mengembangkan kreativitas;
  3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang;
  4. Kontekstual;
  5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam;
  6. Belajar melalui berbuat.
Prinsip-prinsip dan karakteristik pembelajaran di atas memperlihatkan adanya pergeseran paradigma dari Paradigma Pengajaran ke Paradigma Pembelajaran. Dalam Paradigma Pengajaran, proses pendidikan menekankan peranan aktif pendidik dalam mentransfer pengetahuan ke peserta didik. Sedangkan dalam Paradigma Pembelajaran, proses pendidikan menekankan peranan aktif pendidik dalam menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

Pergeseran paradigma di atas terjadi karena adanya:
  1. Perkembangan psikologi belajar;
  2. Perkembangan teori belajar;
  3. Perkembangan teori kecerdasan manusia;
  4. Revolusi informasi.
Perkembangan psikologi belajar
Dalam masa 100 tahun terakhir di dunia telah terjadi perkembangan psikologi belajar sebagai berikut (Mayer, 1999):
  1. Psikologi belajar behaviorisme (1900-an – 1940-an): Belajar adalah penguatan respon. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penerima reinforcement, sementara guru berperan sebagai pengelola reinforcement. Jadi proses belajar-mengajar berpusat pada guru.
  2. Psikologi belajar kognitivisme (1950-an – 1970-an): Belajar adalah pemerolehan pengetahuan. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penghafal informasi yaitu menyimpan informasi ke dalam long term memory, sementara guru berperan sebagai penyaji informasi sejelas mungkin agar mudah ditangkap siswa. Di sini proses belajar-mengajar berpusat pada bahan (content) pelajaran.
  3. Psikologi belajar konstruktivisme (1980-an – sekarang): Belajar adalah prose konstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa. Dalam belajar, siswa berperan sebagai pembangun makna, sementara guru berperan sebagai fasilitator untuk menjamin proses konstruksi dapat berlangsung efektif. Ini berarti proses belajar-mengajar berpusat pada siswa.
Perkembangan teori belajar
Teori-teori terkini mengenai belajar merupakan perpaduan (integrasi) dari teori-teori sebagai berikut:
  1. Teori Kognitif: Belajar merupakan proses pembentukan asosiasi dalam pikiran.
  2. Teori Interaksional: Belajar merupakan proses pembentukan makna simbolik secara interaktif.
  3. Teori Sosio-kultural: Belajar merupakan proses pembentukan perilaku secara sosial dan kultural.
Perkembangan teori kecerdasan manusia
Teori tentang kecerdasan manusia mengalami perkembangan. Mulai dekade 1950-an, berkembang teori kecerdasan intelektual sebagai satu-satunya jenis kecerdasan yang dikenal. Namun mulai dekade 1980-an, disepakati oleh kalangan psikologi adanya teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Menurut teori ini, kecerdasan manusia merupakan kombinasi dari 8 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan logika-matematika, bahasa, musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan lingkungan-alam.

Revolusi informasi
Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat telah menimbulkan revolusi informasi, yaitu kemampuan penyimpanan, pengolahan dan penyajian informasi dengan kapasitas memori sangat besar, kecepatan sangat tinggi, dan dengan biaya semakin murah. Revolusi informasi di negara-negara maju mengakibatkan perubahan paradigma mengenai tujuan pendidikan, yaitu dari Paradigma Penguasaan Pengetahuan menjadi Paradigma Pemecahan Masalah.

Susento
18 Juli 2007

Jumat, 24 April 2009

Prinsip-prinsip KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan oleh Depdiknas. KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya:
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu:
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni:
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan:
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan:
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat:
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah:
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan KTSP di sekolah menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Secara khusus tiap-tiap mata pelajaran dalam KTSP dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran tertentu.

Prinsip-prinsip pembelajaran Matematika:
a. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika;
b. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Prinsip-prinsip pembelajaran Fisika:
a. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah;
b. Pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.

Prinsip-prinsip pembelajaran Biologi:
a. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah;
b. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.

Prinsip-prinsip pembelajaran Kimia:
a. Pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk;
b. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka;
c. Pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Susento
18 Juli 2007