Sabtu, 25 April 2009

Pergeseran Paradigma Melandasi KTSP

Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP, pelaksanaan KTSP dan pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran, dapat disimpulkan bahwa dalam KTSP kegiatan pembelajaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  1. Berpusat pada peserta didik;
  2. Mengembangkan kreativitas;
  3. Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang;
  4. Kontekstual;
  5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam;
  6. Belajar melalui berbuat.
Prinsip-prinsip dan karakteristik pembelajaran di atas memperlihatkan adanya pergeseran paradigma dari Paradigma Pengajaran ke Paradigma Pembelajaran. Dalam Paradigma Pengajaran, proses pendidikan menekankan peranan aktif pendidik dalam mentransfer pengetahuan ke peserta didik. Sedangkan dalam Paradigma Pembelajaran, proses pendidikan menekankan peranan aktif pendidik dalam menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

Pergeseran paradigma di atas terjadi karena adanya:
  1. Perkembangan psikologi belajar;
  2. Perkembangan teori belajar;
  3. Perkembangan teori kecerdasan manusia;
  4. Revolusi informasi.
Perkembangan psikologi belajar
Dalam masa 100 tahun terakhir di dunia telah terjadi perkembangan psikologi belajar sebagai berikut (Mayer, 1999):
  1. Psikologi belajar behaviorisme (1900-an – 1940-an): Belajar adalah penguatan respon. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penerima reinforcement, sementara guru berperan sebagai pengelola reinforcement. Jadi proses belajar-mengajar berpusat pada guru.
  2. Psikologi belajar kognitivisme (1950-an – 1970-an): Belajar adalah pemerolehan pengetahuan. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penghafal informasi yaitu menyimpan informasi ke dalam long term memory, sementara guru berperan sebagai penyaji informasi sejelas mungkin agar mudah ditangkap siswa. Di sini proses belajar-mengajar berpusat pada bahan (content) pelajaran.
  3. Psikologi belajar konstruktivisme (1980-an – sekarang): Belajar adalah prose konstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa. Dalam belajar, siswa berperan sebagai pembangun makna, sementara guru berperan sebagai fasilitator untuk menjamin proses konstruksi dapat berlangsung efektif. Ini berarti proses belajar-mengajar berpusat pada siswa.
Perkembangan teori belajar
Teori-teori terkini mengenai belajar merupakan perpaduan (integrasi) dari teori-teori sebagai berikut:
  1. Teori Kognitif: Belajar merupakan proses pembentukan asosiasi dalam pikiran.
  2. Teori Interaksional: Belajar merupakan proses pembentukan makna simbolik secara interaktif.
  3. Teori Sosio-kultural: Belajar merupakan proses pembentukan perilaku secara sosial dan kultural.
Perkembangan teori kecerdasan manusia
Teori tentang kecerdasan manusia mengalami perkembangan. Mulai dekade 1950-an, berkembang teori kecerdasan intelektual sebagai satu-satunya jenis kecerdasan yang dikenal. Namun mulai dekade 1980-an, disepakati oleh kalangan psikologi adanya teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Menurut teori ini, kecerdasan manusia merupakan kombinasi dari 8 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan logika-matematika, bahasa, musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan lingkungan-alam.

Revolusi informasi
Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat telah menimbulkan revolusi informasi, yaitu kemampuan penyimpanan, pengolahan dan penyajian informasi dengan kapasitas memori sangat besar, kecepatan sangat tinggi, dan dengan biaya semakin murah. Revolusi informasi di negara-negara maju mengakibatkan perubahan paradigma mengenai tujuan pendidikan, yaitu dari Paradigma Penguasaan Pengetahuan menjadi Paradigma Pemecahan Masalah.

Susento
18 Juli 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar