Berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan KTSP, pelaksanaan KTSP dan pelaksanaan pembelajaran tiap-tiap mata pelajaran, dapat disimpulkan bahwa dalam KTSP kegiatan pembelajaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Pergeseran paradigma di atas terjadi karena adanya:
Dalam masa 100 tahun terakhir di dunia telah terjadi perkembangan psikologi belajar sebagai berikut (Mayer, 1999):
Teori-teori terkini mengenai belajar merupakan perpaduan (integrasi) dari teori-teori sebagai berikut:
Teori tentang kecerdasan manusia mengalami perkembangan. Mulai dekade 1950-an, berkembang teori kecerdasan intelektual sebagai satu-satunya jenis kecerdasan yang dikenal. Namun mulai dekade 1980-an, disepakati oleh kalangan psikologi adanya teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Menurut teori ini, kecerdasan manusia merupakan kombinasi dari 8 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan logika-matematika, bahasa, musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan lingkungan-alam.
Revolusi informasi
Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat telah menimbulkan revolusi informasi, yaitu kemampuan penyimpanan, pengolahan dan penyajian informasi dengan kapasitas memori sangat besar, kecepatan sangat tinggi, dan dengan biaya semakin murah. Revolusi informasi di negara-negara maju mengakibatkan perubahan paradigma mengenai tujuan pendidikan, yaitu dari Paradigma Penguasaan Pengetahuan menjadi Paradigma Pemecahan Masalah.
- Berpusat pada peserta didik;
- Mengembangkan kreativitas;
- Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang;
- Kontekstual;
- Menyediakan pengalaman belajar yang beragam;
- Belajar melalui berbuat.
Pergeseran paradigma di atas terjadi karena adanya:
- Perkembangan psikologi belajar;
- Perkembangan teori belajar;
- Perkembangan teori kecerdasan manusia;
- Revolusi informasi.
Dalam masa 100 tahun terakhir di dunia telah terjadi perkembangan psikologi belajar sebagai berikut (Mayer, 1999):
- Psikologi belajar behaviorisme (1900-an – 1940-an): Belajar adalah penguatan respon. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penerima reinforcement, sementara guru berperan sebagai pengelola reinforcement. Jadi proses belajar-mengajar berpusat pada guru.
- Psikologi belajar kognitivisme (1950-an – 1970-an): Belajar adalah pemerolehan pengetahuan. Dalam belajar, siswa berperan sebagai penghafal informasi yaitu menyimpan informasi ke dalam long term memory, sementara guru berperan sebagai penyaji informasi sejelas mungkin agar mudah ditangkap siswa. Di sini proses belajar-mengajar berpusat pada bahan (content) pelajaran.
- Psikologi belajar konstruktivisme (1980-an – sekarang): Belajar adalah prose konstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa. Dalam belajar, siswa berperan sebagai pembangun makna, sementara guru berperan sebagai fasilitator untuk menjamin proses konstruksi dapat berlangsung efektif. Ini berarti proses belajar-mengajar berpusat pada siswa.
Teori-teori terkini mengenai belajar merupakan perpaduan (integrasi) dari teori-teori sebagai berikut:
- Teori Kognitif: Belajar merupakan proses pembentukan asosiasi dalam pikiran.
- Teori Interaksional: Belajar merupakan proses pembentukan makna simbolik secara interaktif.
- Teori Sosio-kultural: Belajar merupakan proses pembentukan perilaku secara sosial dan kultural.
Teori tentang kecerdasan manusia mengalami perkembangan. Mulai dekade 1950-an, berkembang teori kecerdasan intelektual sebagai satu-satunya jenis kecerdasan yang dikenal. Namun mulai dekade 1980-an, disepakati oleh kalangan psikologi adanya teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Menurut teori ini, kecerdasan manusia merupakan kombinasi dari 8 macam kecerdasan, yaitu kecerdasan logika-matematika, bahasa, musikal, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan lingkungan-alam.
Revolusi informasi
Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat telah menimbulkan revolusi informasi, yaitu kemampuan penyimpanan, pengolahan dan penyajian informasi dengan kapasitas memori sangat besar, kecepatan sangat tinggi, dan dengan biaya semakin murah. Revolusi informasi di negara-negara maju mengakibatkan perubahan paradigma mengenai tujuan pendidikan, yaitu dari Paradigma Penguasaan Pengetahuan menjadi Paradigma Pemecahan Masalah.
Susento
18 Juli 2007
18 Juli 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar