Senin, 06 April 2009

Model dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan pendapat Oja dan Smulyan (1989), Wibawa (2003) membedakan adanya empat model penelitian tindakan kelas ( PTK), yaitu:
a. Guru sebagai peneliti;
b. PTK kolaboratif;
c. PTK simultan-terintegrasi;
d. PTK administrasi sosial eksperimental.

Guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses PTK. Dalam bentuk ini tujuan utama PTK ialah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas di mana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi. Dalam bentuk penelitian yang demikian, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui penelitian seperti ini, peranannya tidak dominan. Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mencari dan mempertajam persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang sekiranya layak untuk dipecahkan melalui PTK.


PTK kolaboratif melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah, maupun peneliti lain (misalnya dosen LPTK) secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, dan peningkatan karier guru. PTK selalu dirancang dan dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari guru, peneliti, dan atau kepala sekolah. Hubungan antara guru dan dosen bersifat kemitraan, sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti; mereka secara bersama bertindak sebagai inovator.


PTK simultan-terintegrasi mempunyai dua tujuan utama: memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran, dan juga untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam PTK ini, guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran dikelas. Meskipun demikian, persoalan-persoalan pembelajaran yang diteliti datang dan diidentifikasikan oleh peneliti dari luar. Jadi dalam bentuk ini guru bukan inovator dalam penelitian ini. Sebaliknya yang mengambil posisi inovator adalah peneliti lain di luar guru.


PTK administrasi sosial eksperimental lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Dalam bentuk ini guru tidak dilibatkan dalam perencanaan, aksi, dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya sendiri di dalam kelas. Jadi guru tidak banyak memberikan masukan pada proses penelitian. Tanggung jawab penuh pelaksanaan PTK terletak pada pihak luar, meskipun obyek penelitian itu terletak di dalam kelas tertentu.


Untuk mempersiapkan PTK, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah:
- Menemukan masalah dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan gejala-gejala yang nampak.
b. Analisis masalah:
- Memilah-milah masalah dan berbagai kemungkinan penyebabnya.
c. Perumusan masalah:
- Menyatakan masalah secara singkat, lengkap, dan jelas.
d. Perumusan hipotesis tindakan:
- Menyatakan secara singkat, lengkap, dan jelas tindakan yang diduga paling besar kemungkinannya dapat mengatasi masalah.

PTK dilaksanakan melalui siklus-siklus kegiatan. Tiap-tiap siklus terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan tindakan:
- Menyusun rencana tindakan untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, segala keperluan untuk melaksanakan tindakan, dan berbagai kendala yang mungkin timbul beserta cara mengatasinya.
b. Pelaksanaan tindakan:
- Melaksanakan semua rencana tindakan dalam proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi tindakan:
- Mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dalam melaksanakan observasi, guru bisa dibantu oleh pengamat luar (teman sejawat atau orang yang berkompeten).
d. Refleksi terhadap tindakan:
- Memproses data yang diperoleh dari observasi tindakan. Data yang diperoleh ditafsirkan, dianalisis dan disimpulkan. Refleksi dapat dilakukan guru dengan bantuan pengamat atau orang lain yang berkompeten. Berdasarkan hasil refleksi kemudian dilakukan evaluasi terhadap tindakan, yaitu untuk menilai sejauh mana tindakan telah dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diteliti. Jika tindakan telah dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK selesai. Jika tindakan belum dapat mengatasi masalah, maka tahap PTK masih dilanjutkan ke siklus kegiatan yang baru.


Susento
6 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar